Langsung ke konten utama

MAKALAH TENTANG SEJARAH PERADABAN ISLAM MASA KEPEMIMPINAN UTSMAN BIN AFFAN


Makalah


PERADABAN ISLAM PADA MASA KHALIFAH USMAN BIN AFFAN

Diajukan untuk memenuhi tugas materi:
BAHASA INDONESIA
Guru Pembimbing: Subairi., S. Pd. I





OLEH : SHOFIATUL JANNAH
KELAS : XI B (SEBELAS)


MADRASAH ALIYAH AN-NAJAH I
(MA. ANJAS)
KARDULUK PRAGAAN SUMENEP JAWA TIMUR 69465
TAHUN PELAJARAN 2017-2018

 


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Setelah nabi Muhammad saw wafat ada beberapa khalifah yang menggantikan beliau menjadi pemimpin umat islam saat itu. Khalifah yang pertama yaitu Abu Bakar As-shiddiq, ke dua Umar bin Khattab, ketiga Usman bin Affan dan yang terakhir adalah Ali bin abi Thalib. Ketika mereka memerintah banyak sekali kemajuan-kemajuan yang mereka capai dan ada pula hambatan bagi mereka.
Kemajuan-kemajuan yang mereka capai sangat beragam, baik dari segi pendidikan, perluasan wilayah, pembangunan, hingga pembukuan Al-Quran. Namun, pada makalah ini kami mencoba lebih fokus pada pemerintahan khalifah yang ke tiga yaitu khalifah Usman bin Affan.
Kedermawanan khalifah Usman bin Affan lebih menonjol di bandingkan sahabat-sahabat lainnya. Usman dipilih sebagai khalifah pada umur ke-70 tahun oleh mayoritas umat Islam dan memerintah selama 12 tahun. Dari kedermawanan serta tingkah laku Umar, Islam berkembang pesat di Jazirah Arab. Namun ada pula hambatan-hambatan sehingga menjadi sebab beliau wafat.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.    Bagaimana riwayat hidup khalifah Usman bin Affan ?
2.    Mengapa Usman bin Affan diangkat menjadi Khalifah ?
3.    Kebijakan apa saja yang ditetapkan oleh khalifah Usman bin Affan ?
4.    Bagaimana proses pelengseran serta terbunuhnya khalifah Usman bin Affan ?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    RIWAYAT HIDUP KHALIFAH USMAN BIN AFFAN
Usman bin Affan lahir pada tahun 576 M, lima tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad saw. Berarti Usman bin Affan lebih muda dari Abu Bakar serta lebih tua dari Umar. Ayahnya bernama Abu Al-ash bin Umayah bin Abdi Al-syam bin Abdi Manaf.  Abdi Manaf ini juga ayah dari Hasyim bin Abdul Muthallib kakek Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu Usman yang berasal dari keluarga Bani Umayyah ini bertemu dengan keluarga Bani Hasyim pada Abdi Manaf. Ibunya juga anak dari Abdul Muthallib yang juga kakek dari Rasulullah.[1]
Hubungan kekerabatan Usman bin Affan dengan Rasulullah sangat dekat, sebab selain beliau sebagai sahabat nabi, beliau juga menantu dari Rasulullah saw. Usman Bin Affan adalah suami dari Ruqayyah binti Muhammad dan Ummi Kulsum binti Muhammad setelah Ruqayyah meninggal. Maka dari itu beliau di beri julukan Dzun Nurain, sebab telah menikahi dua putri Rasul sekaligus.[2]
Meskipun Usman bin Affan terkenal sebagai orang yang kaya tetapi dia juga sederhana, shaleh dan dermawan. Karena itu Rasulullah sangat mengagumi beliau. Bahkan saat putri kedua Rasul meninggal, beliau bersabda jika seandainya beliau mempunyai putri ketiga, niscaya akan dinikahkan kembali dengan Usman. Oleh karena itu pula Usman amat disegani dan di hormati di kalangan orang Islam.
B.     PENGANGKATAN USMAN BIN AFFAN SEBAGAI KHALIFAH
Pengangkatan Usman bin Affan sebagai khalifah didahului oleh musyawarah sejumlah sahabat senior Islam kepada khalifah sebelumnya, yaitu Umar bin Khattab sebelum beliau wafat. Mereka meminta Umar untuk menunjuk pengganti beliau atau mengangkat putra beliau. Semula permintaan tersebut di tolak oleh Umar, namun karena terus, desak dan bahaya perpecahan akan semakin Nampak, maka Umar menunjuk enam sahabat senior untuk di jadikan calon khalifah penggantinya. Enam sahabat senior itu diantaranya :
1.      Ali bin Abi Thalib;
2.      Usman bin Affan;
3.      Zubair bin Awwam;
4.      Sa’ad bin Abu Waqash;
5.      Abd Rahman bin Auf; dan
6.      Thalhah bin Auf.
Landasan    Umar memilih keenam sahabat tersebut karena semuanya dinyatakan nabi sebagai calon-calon penghuni surga, bukan karena mewakili kelompok Muhajirin atau Quraisy dan Bani Umayah. Ada sebagian pendapat yang menyatakan bahwa calon khalifah tersebut ditambah satu yaitu Abdurrahman bin Auf, namun Abdurrahman bin Auf mengundurkan diri dan ditunjuk sebagai pimpinan sidang dan survey umat.
Dalam pemilihan khalifah ini terjadi kompetensi pemilihan yang begitu ketat, sehingga melahirkan polarisasi di kalangan umat islam. Mereka terpecah menjadi dua kubu, yaitu kelompok Ali yang terkenal dengan kelompok Bani Hasyim dan kelompok Usman yang terkenal dengan kelompok Bani Umayah. Dalam suasana tegang seperti ini Abdurrahman Bin Auf secara bergiliran memanggil Ali dan Usman, kemudian menanyakan pertanyaan yang sama. Abdurrahman Bin ‘Auf lebih memilih jawaban Usman, serta mayoritas orang Islam pada saat itu memilih Usman bin Affan sebagai khalifah. Akhirnya Usman bin Affan diangkat atau di bai’at menjadi khalifah menggantikan Umar bin Khattab.
C.    KEBIJAKAN-KEBIJAKAN KHALIFAH USMAN BIN AFFAN
1.    Perluasan Wilayah
Sebagaimana para pendahulunya, khalifah Usman mengeluarkan kebijakan perluasan wilayah. Ada beberapa wilayah yang berhasil ditaklukkan pasukan muslim di bawah kepemimpinan khalifah Usman Bin Affan, yaitu :
a.       Wilayah Asia meliputi Thabaristan, wilayah sebrang Sungai Jihun, Harah, Kabul, Turkistan, dan Armenia;
b.      Wilayah Afrika meliputi Barqah, Tripoli barat, dan Nubah;
c.       Wilayah Eropa melipti pulau Cyprus, dan Konstantinopel.


2.    Pembukuan mushaf Al-Quran.[3]
Membukukan al-quran merupakan kebijakan sekaligus jasa terbesar Usman bin Affan. Kebijakan ini merupakan kelanjutan dari kebijakan yang di keluarkan oleh Abu Bakar. pada saat itu Abu Bakar berhasil mengumpulkan lembaran-lembaran Al-Quran. Kemudian Usman membentuk panitia untuk menulis Al-Quran. Adapun panitia dalam penulisan Al-Quran ini di ketuai oleh Zaid bin Tsabit, dengan tiga orang anggotanya, yaitu Abdullah bin Zubair, Said bin ‘Ash, dan Abdurrahman bin Harits. Hal ini didasari oleh adanya perbedaan pembacaan dikalangan sahabat.
Waktu penulisan ini berselang hingga empat tahun, naskah Al-Quran selesai pada 30 H (651 M ). Saat itu penulisan Al-Quran berhasil menyiapkan 7 naskah Al-Quran. Masing-masing naskah itu kemudian di kirim ke pusat-pusat kekuasaan kaum muslim yang dipandang perlu dan penting. Yaitu : Mekah, Damaskus, San’a (Yaman ), Bahrain, Basrah, dan Kufah.sedangkan satunya dipe gang oleh khalifah Usman sendiri. Naskah inilah yang kemudian di sebut dengan Mushaf Usmani atau Rasm Usmani.
3.    Perluasan Masjid Nabawi dan Masjid al-Haram
Jasa dari khalifah Usman yang tak kalah pentingnya adalah perluasan ke-2 Masjid ini. Masjid Nabawi diperluas hingga berukuran 160, 150 hasta dengan tiang-tiang lampu , dinding batu berukir, bertahta perak, dan atap yang melengkung. Sedangkan untuk Masjid al-Haram telah mempunyai bangunan di sekitar Ka’bah dengan kiswah Mesir yang sebelumnya hanya dengan anyaman kulit. Tradisi-tradisi renovasi ini kemudian banyak di lakukan oleh para penguasa-penguasa Islam setelahnya, sehingga kedua masjid ini sekarang menjadi amat sangat luas.
4.    Membangun perekonomian, membangun angkatan laut, dan pengaturan administrasi negara.
Dalam usaha membangun perekonomian negara Usman bin Affan memindahkan pelabuhan Hijaz dan Bandar Su’aibi ke Jeddah ( 26 H ). Jadi arus lalu lintas perdagangan semakin ramai anatara laut tengah dan laut merah dengan dibukanya kanal Amir al-Mukminin. Khalifah Usman juga membentuk  angkatan laut yang tangguh dalam rangka memfasilitasi ekspansi Islam dibidang kelautan. Selain itu juga Usman bin Affan mendirikan lembaga-lembaga administrasi  negara. Antaranya adalah majlis syura atau lembaga konsultasi. Tujuannya adalah membicarakan berbagai macam permasalahan negara-negara anggota yang berada dibawah wilayah kekuasaan Islam.
5.    Mengangkat pejabat-pejabat dari keluarganya sendiri
Usman mengangkat pejabat dari keluarganya sendiri karena beberapa alasan yang cukup jelas, karena ia berpikir mereka dapat dipercaya serta mengingat kedudukannnya sebagai tokoh kelompok suku yang sekarang memperkuat hubungan-hubungannya dengan para gubernur. Itulah keputusan yang cukup diperhitungkan oleh Usman meski pada akhirnya disalah tafsirkan oleh sebagian masyarakat.
D.    PROSES PELENGSERAN DAN TERBUNUHNYA USMAN BIN AFFAN
Latar belakang Usman dari keluarga bangsawan sangat berperan besar dalam keputusan-keputusannya sebagai khalifah. Keluarga Umayyah cukup profesional mengenai tata negara sebelum datangnya Islam, dan hal inilah yang diandalkan oleh Usman bin Affan dalam mengambil keputusan.
 Dalam sejarah, Usman sering dikatakan sebagai khalifah yang nepotisme. Tuduhan ini didasarkan pada pengangkatan pejabat penting saat itu. Pada masa pemerintahan Usman, wilayah kekuasaan Islam sangat luas, sehingga perlu mengangkat orang-orang yang dapat dipercaya dan setia pada pemerintah pusat. Selaku dari kelompok suku yang besar, tidak ada dinilainya lebih wajar mengangkat pejabat dari keluarganya sendiri, namun dalam hal ini Usman mengangkat para gubernur dari koleganya sendiri namun pemilihan ini di angkat orang-orang yang kompeten dan sebagian pula berpengalaman.
Kebijakan ini menimbulkan gejolak di tengah umat Islam. Ali bin Abi Thalib pernah menyarankan Usman untuk meluruskan gejolak tersebut atas dorongan dari sahabat-sahabat lain. Namun usaha Ali mendapati jalan buntu. Khalifah Usman bin Affan tetap berada pada garis kebijakannnya, sehingga suasana semakin tegang seiring dengan semakin kuatnya keresahan dan protes dari masyarakat.
 Fitnah ini tidak saja berasal dari luar melainkan dari dalam juga. berbagai reaksi dan tanggapan tidak senang datang dari berbagai wilayah kecuali wilayah kekuasaan Muawiyah di wilayah Suriah. Ada juga sekelompok pemberontak yag menuntut khalifah agar menyerahkan kekuasaannya kepada Marwan bin Hakam. Keadaan bersitegang ini memaksa Usman untuk mengambil keputusan. Akan tetapi tindakan tersebut tidak digubris oleh pemberontak dan melakukan perlawanan. Serta para pemberontak mendapat dukungan dari Basrah dan Kufah yang bermaksud sama dalam jumlah yang sama pula. Namun pada saat mencekam seperti ini justru semua kerabatnya meninggalkan Usman tanpa perlindungan.
Pada tanggal 17 Juni 656M (35 H) para pemberontak menyerbu rumah khalifah Usman. Dikisahkan, dua orang bangsa Mesir membunuh khalifah yang telah lanjut usia tersebut. Setelah di pukul kepala Usman oleh al-Ghafiki, kemudian kepala Usman di tebas oleh Sudan bin Hamran. Peristiwa ini terjadi di waktu subuh, hari Jum’at, tanggal 8 Dzulhijjah tahun 35 H ( 656 M ). Dalam usia 82 tahun dan menghembuskan nafas terakhir sambil memeluk al-Mushaf yang sedang dibacanya. Hal ini persis dengan yang disabdakan oleh Rasulullah saw, perihal kematian Usman yang akan mati syahid nantinya. Kemudian jasad Usman dimakamkan di pekuburan Baqi Madinah.




BAB III
KESIMPULAN
§  Riwayat hidup Usman bin Affan.
Usman bin Affan lahir pada tahun 576 M. Ayahnya bernama Abu Hasan al-‘Ash  bin Umayah bin Abdi al-Syam bin Abdi Manaf. Serta ibunya bernama Urwah anak perempuan Karis bin Rabi’ah.
§  Pengangkatan khalifah Usman bin Affan.
Pengangkatan khalifah Usman berdasarkan pada wasiat dari Khalifah sebelumnya yaitu Umar yang menunjuk enam sahabat senior sehingga mayoritas orang Islam memilih Usman dan membaiatnya.
§  Kebijakan-kebijakan khalifah Usman Bin Affan
1.      Perluasan wilayah kekuasaan Islam.
2.      Pembukuan mushaf al-Qur’an.
3.      Perluasan Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.
4.      Membangun perekonomian, membangun angkatan laut, dan pengaturan admisnistrasi negara.
5.      Mengangkat pejabat-pejabat dari keluarganya sendiri.
§  Pelengseran serta pembunuhan khalifah Usman bin Affan.
Adanya penghianatan dari keluarga Khalifah sendiri dan akhirnya mengalami banyak pemberontakan dari berbagai wilayah yang di bawahi oleh kolega khalifah dan berlaku sewenang-wenang serta mengatas namakan khalifah. Hingga pada akhirnya pemberontak-pemberontak inilah yang membunuh khalifah Usman bin Affan.





DAFTAR PUSTAKA

·         Alkhateeb, Firas. Sejarah Islam yang Hilang (Yogyakarta : PT. Bentang Pustaka), 2016.
·         Fu’adi, Imam. Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta : Teras), 2011.
·         Husain, Muhammad. Usman Bin Affan (Jakarta : PT. Pustaka Kerjaya Indonesia), 2010.
·         Nizar, Samsul. Sejarah Pendidikan Islam : Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Rasulullah sampai di Indonesia (Jakarta : Kencana Prenada Media Group), 2007.

·         Subchi, Imam. Sejarah Kebudayaan Islam (Semarang : PT. Karya Toha Putra), 2012.
·         Syukur, Fatah. Sejarah Peradaban Islam (Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra), 2012.
·          Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam (Jakarta :  PT. Raja Grafindo Persada), 2014.




[1] Prof, Dr. Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta : Penerbit Teras), 2011. hlm 43-44.
[2] Ibid.,hlm. 44.
[3] Imam Subchi, Sejarah Kebudayaan Islam (Semarang : PT Karya Toha Putra), 2012. hlm, 104. 




cukup itu dulu dari saya, semoga bermanfaat. dan apabila terdapat kesalahan referensi atau salah ketik mohon dimaklumi. sekian terima kasih....


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH TENTANG PANITERA

Assalamualaikum wr. wb. pada kesempatan kali ini saya kembali mengunggah makalah tentang kepaniteraan. saya teringat pada perjuangan saya dalam mencari referensi demi rampungnya makalah yang ditugaskan oleh dosn saya yang bernama Shohibul Arifin dalam materi Manajemen Kepaniteraan. Oleh karena rasa kasihan saya kepada adik-adik kelas saya, takutnya juga diberi tugas yang demikian maka saya bermaksud untuk mengunggah makalah hasil sususan saya sendiri dengan tujuan untuk menambah referensi. Mohon kepada adik-adik, pergunakanlah makalah ini sebagaimana menstinya, ambil pokok-pokoknya saja jangan langung di CoPast.   Makalah PANITERA MUDA Diajukan untuk memenuhi tugas materi: Manajemen Kepaniteraan Yang diampu oleh Bapak: Shahibul Arifin, S.HI., M.HI. KELOMPOK: III GHUFRON ILYASI KHAIRUNNAS PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH INSTITUT ILMU KEISLAMAN ANNUQAYAH (INSTIKA) TAHUN AKADEMIK 2017-2018 BAB I PENDAHULUAN A. ...

MAKALAH TENTANG ETIKA PERGAULAN REMAJA

Saya tidak perlu berbasa-basi menyampaikan pengantar yang ngalor sana ngalor sini. Langsung saja dibaca makalahnya dibawah ini, semoga bisa membantu teman-teman sekalian.  Makalah ETIKA PERGAULAN REMAJA Diajukan untuk memenuhi   tugas materi: Bahasa Indonesia Yang diampu oleh Bapak: Subairi., S. Pd. I OLEH: KHAIRUNNAS MADRASAH ALIYAH AN-NAJAH I Jl. Raya Kompleks PP. An-Najah I Karduluk Pragaan Sumenep Jawa Timur 69465 BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak untuk menjadi dewasa yang ditandai dengan kebimbangan serta keguncangan emosi dalam hal mencari pegangan hidup, ilmu pengetahuan, masa depan, bahkan dalam hal pasangan. Masa remaja adalah masa dimana seseorang telah sampai pada masanya untuk berjuang menemukan jati diri yang sebenarnya, tanpa harus identik dengan orang lain. Karena, pada masa inilah seseorang akan mulai menunjukkan siapa dirinya ...